Hai Souvies!
Pernah dengar nasihat tentang skincare yang terdengar meyakinkan, tapi setelah dipikir-pikir… kok hasilnya nggak sesuai harapan? Dunia skincare memang penuh dengan informasi, tapi sayangnya, nggak semuanya benar. Ada banyak mitos yang sudah lama beredar, bahkan jadi “aturan tak tertulis” dalam rutinitas kecantikan banyak orang.
Supaya kamu nggak ikut-ikutan terjebak, yuk kita bahas lima mitos skincare paling umum, lengkap dengan faktanya!
1. “Semakin mahal produknya, semakin ampuh hasilnya”
Fakta: Harga produk skincare memang bisa mencerminkan kualitas bahan atau kemasannya, tapi bukan jaminan bahwa produknya akan bekerja lebih baik untuk kulitmu. Banyak produk dengan harga terjangkau justru punya formula yang efektif dan didukung oleh penelitian ilmiah. Yang penting bukan seberapa mahal, tapi seberapa cocok kandungan dan formulanya dengan kondisi kulitmu.
Contoh: produk lokal dengan kandungan niacinamide atau centella asiatica bisa memberikan hasil yang setara, bahkan lebih baik dibandingkan dengan produk high-end, jika digunakan secara konsisten dan sesuai kebutuhan kulit.
2. “Kulit berminyak nggak perlu pelembap”
Fakta: Ini salah satu mitos yang paling banyak dipercaya! Kulit berminyak memang cenderung mengilap, tapi itu bukan berarti kulitnya cukup terhidrasi. Melewatkan pelembap justru bisa membuat kulit merasa “kering” di dalam, dan akhirnya memproduksi lebih banyak minyak sebagai respons.
Solusinya: Gunakan pelembap yang ringan, berbasis gel atau water-based, yang bisa melembapkan tanpa menyumbat pori-pori. Kulit berminyak tetap butuh hidrasi!
3. “Kalau produk terasa perih, tandanya sedang bekerja”
Fakta: Sensasi perih, menyengat, atau panas saat memakai produk skincare bukan pertanda bahwa produk tersebut efektif. Justru bisa jadi tanda bahwa kulit kamu mengalami iritasi atau over-exfoliation. Kulit yang sehat seharusnya merespons dengan baik, bukan merasa tersiksa.
Kalau kamu merasa perih setiap kali menggunakan produk tertentu, lebih baik hentikan dulu pemakaiannya dan cek kembali kandungannya. Kandungan seperti AHA/BHA, retinol, atau vitamin C dosis tinggi memang bisa menyebabkan iritasi kalau nggak digunakan dengan benar.
4. “Semua orang butuh skincare 10 langkah”
Fakta: Tren skincare 10 langkah dari Korea memang sempat booming, tapi bukan berarti itu adalah standar mutlak. Skincare itu bukan soal kuantitas, tapi kualitas dan kecocokan. Tiga langkah dasar seperti cleanser, pelembap, dan sunscreen sudah cukup sebagai fondasi perawatan kulit harian.
Tambahkan produk seperti serum, eksfoliator, atau essence hanya jika kulitmu memang membutuhkan, dan gunakan sesuai frekuensi yang dianjurkan. Jangan sampai kamu overdo dan malah merusak skin barrier!
5. “Kulit bisa kebal terhadap skincare”
Fakta: Kulit kamu tidak “kebal”, tapi bisa beradaptasi. Misalnya, saat kamu menggunakan serum jerawat dan jerawatnya sudah membaik, tentu efeknya jadi terasa tidak se-wow sebelumnya. Itu bukan berarti produk tersebut berhenti bekerja, tapi karena masalah kulitnya sudah berkurang.
Namun, penting juga untuk mengevaluasi kembali rutinitas kamu setiap beberapa bulan. Apakah kondisi kulit sudah berubah? Apakah ada kandungan yang harus disesuaikan? Fleksibilitas dalam menyesuaikan produk dengan kebutuhan kulit adalah kunci.
Kesimpulan: Jangan Asal Percaya!
Mitos-mitos skincare ini bisa terdengar meyakinkan karena sudah sering diulang, tapi bukan berarti benar. Memahami kebutuhan kulit kamu dan mencari informasi dari sumber terpercaya akan membantumu membuat keputusan yang lebih tepat dalam memilih produk dan membentuk rutinitas skincare.
Jadi, Souvies, daripada percaya katanya-katanya, yuk mulai jadi pengguna skincare yang lebih cerdas. Kalau kamu pernah dengar mitos skincare lainnya yang bikin kamu penasaran, share ke kami ya—siapa tahu, bisa kita bahas bareng di artikel selanjutnya!